BiarAllah yang membalasnya SAYA sering membaca kisah-kisah yang dipaparkan dalam ruangan ini yang banyak mengisahkan kecurangan suami sahaja. Biasanya kaum wanitalah yang sering mengadu tentang keburukan kelakuan, tabiat dan perbuatan sumbang suami masing-masing. Ini balasan Allah daripada pengorbanan besar yang saya lakukan demi pelajaran
Berharaplakepada Allah semata, sungguh kebaikan yang kamu lakukan pasti akan Allah balas dengan sempurna, meski akhirnya manusia tidak menghargainya. Sebab itulah mengapa kamu harus mencukupkan hatimu untuk ikhlas. Tidak Usah Berpikir Orang Lain Akan Membalasmu Bagaimana, Karena Semua Pasti Akan Allah Balas Dengan Sempurna
Vay Tiền Nhanh. Yang mahakuasa Subhanahu wa Ta’ala bercakap وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ 34 وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ 35 Artinya “Dan tidaklah sekelas maslahat dan kejahatan. Tolaklah kejahatan itu dengan cara yang bertambah baik, maka menginjak-tiba orang yang antaramu dan antara beliau suka-suka permusuhan seolah-olah telah menjadi tara yang terlampau setia. Adat-sifat yang baik itu lain dianugerahkan melainkan kepada makhluk-individu yang kepala dingin dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-turunan yang mempunyai keuntungan yang besar.” Fushshilat [41] 34-35. Sehubungan dengan ayat tersebut, Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma mengatakan, “Allah memerintahkan kepada orang beriman kerjakan mengelus dada ketika ada nan takhlik marah, membalas dengan kebaikan jika ada nan melakukan jahil, dan memaafkan ketika ada individu yang berbbuat jelek. Kalau setiap hamba melakukan serupa ini, Allah akan melindunginya dari alai-belai syaitan dan akan menundukkan padanan-musuhnya. Malah yang semula bermusuhan dapat menjadi antitesis dekatnya karena tingkah kayun baik semacam ini.” Ibnu Katsir juga mengatakan, “Namun nan mampu melakukan serupa ini adalah orang nan memiliki ketegaran. Karena menyaingi orang yg menyakiti kita dengan kebaikan merupakan suatu nan selit belit bagi setiap jiwa.” Begitulah, ayat ini berkaitan dengan akhlak seorang Mukminat, yang harus menghiasi dirinya dengan berbagai sifat-kebiasaan terpuji mahmudah. Jika memutuskan silaturahim, maka sambunglah; seandainya menzalimimu, maafkanlah; sekiranya membincangkan keburukanmu, baik di depanmu atau di belakangmu, jangan dibalas, namun maafkan dan perlakukanlah dengan congor yang lembut. Jika mengemudiankan pergaulan dengan kamu dan bukan menyapamu, maka perbaikilah perkataanmu terhadapnya dan berikanlah salam. Jika kamu mengganjar problem dengan kebaikan, akan menghasilkan faedah yang samudra. Source
وَمَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاۤءَ مَرْضَاتِ اللّٰهِ وَتَثْبِيْتًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍۢ بِرَبْوَةٍ اَصَابَهَا وَابِلٌ فَاٰتَتْ اُكُلَهَا ضِعْفَيْنِۚ فَاِنْ لَّمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ ۗوَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ البقرة ٢٦٥ wamathaluوَمَثَلُdan perumpamaanalladhīnaٱلَّذِينَorang-orang yangyunfiqūnaيُنفِقُونَmereka membelanjakanamwālahumuأَمْوَٰلَهُمُharta merekaib'tighāaٱبْتِغَآءَkarena mencarimarḍātiمَرْضَاتِkeridhaanwatathbītanوَتَثْبِيتًاdan untuk keteguhananfusihimأَنفُسِهِمْdiri/jiwa merekajannatinجَنَّةٍۭsebuah kebunbirabwatinبِرَبْوَةٍdidataran tinggiaṣābahāأَصَابَهَاmenimpanya/menyiramnyawābilunوَابِلٌhujan lebatfaātatفَـَٔاتَتْmaka mendatangkan/menghasilkanukulahāأُكُلَهَاmakanannya/buahnyaḍiʿ'fayniضِعْفَيْنِdua kali lipatyuṣib'hāيُصِبْهَاmenimpanya/menyiramnyawābilunوَابِلٌhujan lebatfaṭallunفَطَلٌّۗmaka hujan gerimiswal-lahuوَٱللَّهُdan Allahtaʿmalūnaتَعْمَلُونَkamu kerjakanbaṣīrunبَصِيرٌMaha MelihatWa Mathalu Al-Ladhīna Yunfiqūna 'Amwālahum Abtighā'a Marđāati Allāhi Wa Tathbītāan Min 'Anfusihim Kamathali Jannatin Birabwatin 'Aşābahā Wa Abilun Fa'ātat 'Ukulahā Đi`fayni Fa'in Lam Yuşibhā Wa Abilun Faţallun Wa Allāhu Bimā Ta`malūna Başīrun. al-Baq̈arah 2265ArtinyaDan perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya untuk mencari ridha Allah dan untuk memperteguh jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buah-buahan dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka embun pun memadai. Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. QS. [2] Al-Baqarah 2651 Tafsir Ringkas KemenagDan perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya untuk mencari rida dan pahala dari Allah dan untuk memperteguh jiwa mereka dalam rangka melaksanakan kewajiban-kewajiban agama, seperti pemilik sebuah kebun yang subur, hijau dengan pepohonan dan menghasilkan buah-buahan yang baik yang terletak di dataran tinggi sehingga mendapat sinar matahari dan udara yang cukup. Selain itu, semakin tinggi sebuah dataran, akan semakin jauh dari sumber air yang mengakibatkan akar tumbuh-tumbuhan menjadi semakin memanjang. Serabut yang berfungsi menyerap makanan pun menjadi banyak, sehingga makanan yang membentuk zat hijau daun klorofil menjadi banyak pula. Dengan demikian, pohon itu menjadi produktif menghasilkan buah. Tempat kebun itu berada di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat yang tercurah langsung dari langit; sebagiannya diserap oleh tanah tempat akar-akar tumbuhan menghunjam, sebagian lainnya yang tidak dibutuhkan mengalir ke bawah dan ditampung oleh yang membutuhkannya. Selain sebagai sumber makanan, hujan yang deras itu juga berfungsi melunakkan zat-zat yang diperlukan tumbuhan, membersihkannya dari zat-zat yang menghambat pertumbuhan dan menjaga hama. Maka tidak heran jika kemudian kebun itu menghasilkan buahbuahan dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka embun atau hujan gerimis dengan sedikit angin yang lembut pun memadai, sebab tanahnya subur dan berada di ketinggian yang memungkinkan untuk menghasilkan buah dengan baik. Begitulah, infak yang dikeluarkan dengan hati yang ikhlas, sedikit atau banyak, akan diterima dan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah. Yang dapat mengenali niat dan yang disembunyikan seseorang hanya Allah, sebab Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan, dan mengetahui antara yang ikhlas dalam beramal dengan niat Tafsir Lengkap Kemenag3 Tafsir Ibnu Katsir4 Tafsir Al-Jalalain5 Tafsir Quraish Shihab Al-Misbahالقرآن الكريم - البقرة2 265Al-Baqarah 2265 Alif Lam Mim
Images PixabayKata karma identik dengan pembalasan pada orang yang berbuat zalim pada orang lain, siapa yang menaman dialah yang akan menuai hasilnya, singkatnya seperti itu kira-kira. Selain tepat sasaran, karma akan bekerja lebih sadis dari apa yang telah mereka ketika merasa tidak mampu membalas orang yang menyakiti kita bersabarlah, karena cepat atau lambat Tuhan akan membalasnya dan karma akan melakukan tugasnya dengan seadil-adilnya. Berikut kata-kata bijak tentang ''Jangan merasa aman setelah menyakiti, karena setiap perbuatan baik buruknya akan menemukan balasannya.''2. ''Karma tidak akan salah sasaran apalagi sampai salah alamat.''3. ''Punya nyali untuk menyakiti, jangan lupa untuk berani menerima karma yang jauh lebih menyakitkan.''4. ''Karma itu adil, ia tau kemana ia harus bekerja.''5. ''Mungkin kamu bisa lari dari padangan orang yang disakiti, tapi tidak dengan karmanya.''6. ''Untukmu yang disakiti, cukup diam dan biar Allah yang mengambil alih balas membalasmu.''7. ''Jangan membalas, penghianat berhak atas karmanya sendiri.''8. ''Karma selalu punya cara untuk menyeimbangkan semesta.''9. ''Mereka tidak hebat, cuma cara culas kadang memang manis diawal.''10. ''Sabar, karena sejatinya pembalasan dari Allah jauh lebih sempurna.''11. ''Tidak ada tempat aman untuk sembunyi dari karma yang kamu buat sendiri.''12. ''Tugas kita adalah memaafkan dan belajar melupakan, perkara balas membalas biar menjadi urusan Allah.''13. ''Siapa yang menabur angin dialah yang akan menuai badai.''14. ''Gak mendoakan yang buruk, tapi semoga semesta masih menunjukkan keadilannya.''15. ''Kadang karma itu datangnya lebih pedih dan sakit daripada apa yang kamu perbuat untuk orang lain.''16. ''Bagaimana kamu merasa puas, sedangkan ada karma pedih yang siap menyongsongmu.''17. ''Karma tidak akan salah alamat, dia tau kemana harus menemui tuannya.''18. ''Tidak ada yang pantas menderita, tapi mungkin itu adalah buah dari apa yang mereka lakukan.''19. ''Karma itu seperti bumerang, apa yang kamu lakukan akan kembali pada anda sendiri.''20. ''Jangan kotori hati dan tanganmu untuk membalas perbuatannya, biarkah karma melakukan tugasnya dengan sempurna.''21. ''Kamu bisa memilih tapi tidak bisa menghindari konsekuensi dari pilihanmu sendiri.''22. ''Saya tidak punya hasrat untuk membalas siapapun, biarlah karma yang melakukan tugasnya sendir.''23. ''Banyak orang yang bertindak seenaknya, sampai lupa pada karmanya.''24. ''Ya Allah, beri aku keluasan hati dalam memberi maaf pada siapapun yang menyakti aku.''25. ''Gak ingin membalas, namun jika karma datang itu diluar batas kemampuanku.''26. ''Hidup paling tidak tenang itu ketika kita masih punya hutang karma yang belum dibayar.''27. ''Jika ingin hidup baik, maka lakukan yang terbaik dalam hidupmu.''28. ''Memang benar, bahwa cara terbaik untuk menghindari masalah itu adalah diam.''29. ''Ingat, apa yang kamu tabur itulah yang akan kamu tuai.''30. ''Karma adalah bukti bahwa apapun yang kita lakukan akan diadili dengan seadil-adilnya.''
biar allah yang akan membalasnya